Hutan merupakan salah satu unsur terpenting dalam keseimbangan iklim di seluruh dunia, hutan di Indonesia menempati urutan kedua setelah hutan amazon. Hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasma nutfah terlengkap di dunia. Letaknya di pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.Sebenarnya mudah saja jika negara ini menginginkan kiamat, tebang saja semuapohon di hutan itu maka bumi pasti kiamat. Kenapa ? Karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan tropis ini untuk menjaga keseimbangan iklim karenahutan Amazon tak cukup kuat untuk menyeimbangkan iklim bumi. Maka apa yang terjadi ketika iklim tak lagi seimbang ? yang paling pertama terjadi adalah suhu bumi yang semakin meningkat (mungkin akan drastis) sebab sudah tidak ada lagi yang mengubah karbon dioksida menjadi oksigen, atau yang sering kita sebut sebagai global warming. Dan akibat dari global warming pasti akan banyak sekali bencana-bencana yang terjadi di dunia. Sekarang saja, badai dan tornado di belahan bumi Amerika semakin sering terjadi, hujan es seringkali terjadi di China.
Manfaat yang telah kita ketahui tentang hutan antara lain menghasilkan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen yang pasti sangat dibutuhkan seluruh makhluk hidup. Bisa kita bayangkan apabila di Indonesia tidak ada hutan, mungkin untuk bernafas saja kita harus merogoh kocek untuk membeli tabung oksigen. Hutan bisa mencegah erosi tanah, akar-akar dari pepohonan yang besar dapat mencegah tanah bergerak. Coba bisa kita lihat sendiri ketika terjadi bencana tanah longsor, apakah disana terlihat banyak pohon-pohon besar ? sepertinya tidak, hanya pohon-pohon kecil yang sejatinya tidak sanggup untuk menahan erosi tanah. Dan percayakah bahwasanya hutan bisa mencegah banjir ? Ya, hutan bisa mencegah banjir karena hutan dapat menyerap air tanah dengan baik. Sehingga ketika musim penghujan tiba, air yang jatuh bisa terserap dan tidak mengakibatkan banjir. Selain itu, hutan juga bisa menjadi cadangan air tanah. Hutan menghasilkan sumber daya alam yang tentu saja bisa kita manfaatkan, contohnya saja kayu. Kayu bisa kita manfaatkan untuk berbagai keperluan, atau bisa juga dibuat kerajinan yang menghasilkan, dan bisa juga diekspor kayu mentah ke luar negeri. Tapi tentu saja pelaksanaannya harus tebang pilih, dan sayangnya dewasa ini illegal logging semakin meraja lela, yang demikian menyebabkan luas hutan di Indonesia menjadi berkurang.
Bahkan di Jambi, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir luas hutan yang menyusut mencapai satu juta hektar akibat dari alih fungsi besar-besaran. Lebih ironisnya lagi, alih fungsi hutan itu lebih diakibatkan konsesi perusahaan skala besar seperti pertambangan, HTI dan perkebunan sawit maupun karet. Semua berawal dari kemudahan pemberian perizinan pengelolaan hutan sehingga mereka yang berkepentingan bisa seenaknya saja menebang tanpa mereboisasi kembali. Seharusnya ada moratorium atau peraturan yang sangat ketat mengenai reformasi agraria ini, jangan sampai karena hanya segelintir kepentingan kelompok yang hanya mementingkan kepentingan mereka, hutan kita bisa ditebas begitu saja. Dan kenyataannya, hutan di Kalimantan setelah disensus pada tahun 2010, luasnya hanya tinggal sekitar 44,4 persen.
Mungkin untuk mengembalikan hutan kita seperti sedia kala, membutuhkan waktu yang sangat lama. Telah saya jelaskan betapa kehilangan hutan Indonesia adalah malapetaka dan merupakan kiamat untuk kita semua, mulai dari global warming, kemiskinan warga akibat pengambil alihan hutan oleh perusahaan besar, dan lain sebagainya. Program yang telah ada harus kita jalankan secara serius dan berkelanjutan, seperti satu rumah satu pohon, dan penanaman satu milyar pohon. Semua itu setidaknya bisa menunda bencana akibat kegundulan hutan yang terjadi sekarang ini. Dan perlu partisipasi kita sebagai masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia dan bumi kita tercinta ini.
Tedy Sanjaya, Industrial Engineering, Mercu Buana university.
Kamis, 30 Mei 2013
Menulis Puisi sebagai Lifestyle ?? Kenapa tidak !
Chairil Anwar, W.S Rendra, dan Sapardi Djoko Damono, siapa yang tidak mengenal mereka. Bagi kita pecinta dan penikmat puisi, tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita dengan nama-nama tokoh yang saya sebutkan. Ya, mereka adalah penulis puisi terkenal (menurut saya) sepanjang sejarah. Mereka terkenal melalui puisi-puisinya yang melegenda, "Aku" merupakan puisi yang paling saya kagumi dari seorang Chairil Anwar.
Puisi, kenapa kita berbicara puisi ? Karena puisi merupakan perasaan yang dapat berbicara. Sebenarnya, menulis puisi tidak perlu memiliki keahlian khusus. Cukup merasakan sesuatu yang membuat hati dan perasaan bergetar saja, seolah-olah tangan ingin menuangkan sesuatu tentang apa yang dirasakan oleh hati. Misalnya saja ketika sedang menderita penyakitnya anak-anak muda, seperti galau dan sakit hati, daripada menangis menghabiskan tisu, lebih baik tuangkan saja semua perasaan yang ada ke dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, terciptalah karya-karya yang indah hanya dengan galau, sekali lagi, dengan galau. Cukup sederhana bukan ?? tetapi bukan berarti membuat puisi harus melulu galau. Kenapa saya bilang akan tercipta karya yang indah ? karena perasaan hati ketika galau, patah hati, jatuh cinta, atau lain sebagainya adalah perasaan terjujur kita. Dan ketika sudah memulai dengan kejujuran, karya yang indah akan tercipta dengan sendirinya.
Jika kesulitan menulis puisi, tulislah dulu apa yang dirasakan, jadi semacam menulis diary. Lalu jika sudah tertuang semua, susun perasaan-perasaan itu menjadi sebuah bait demi bait dengan kata-kata yang tersambung indah. Menulis puisi juga bisa menghilangkan stres, tidak percaya ? coba tuang ke dalam tulisan segala apa yang membuat stres, jika ingin marah-marah lalu dituang ke tulisan, silahkan. Lalu sambung ungkapan perasaan marah itu menjadi suatu runtutan kata yang indah. Maka anda tidak sedang terlihat marah-marah dan stres, andalah penulis puisi.
Terkadang apa yang kita rasakan tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata, tetapi bisa ditulis dengan kata-kata, melalui kejujuran yang dimiliki perasaan. Marilah dan cobalah menulis puisi, dan rasakan sensasinya !
Puisi, kenapa kita berbicara puisi ? Karena puisi merupakan perasaan yang dapat berbicara. Sebenarnya, menulis puisi tidak perlu memiliki keahlian khusus. Cukup merasakan sesuatu yang membuat hati dan perasaan bergetar saja, seolah-olah tangan ingin menuangkan sesuatu tentang apa yang dirasakan oleh hati. Misalnya saja ketika sedang menderita penyakitnya anak-anak muda, seperti galau dan sakit hati, daripada menangis menghabiskan tisu, lebih baik tuangkan saja semua perasaan yang ada ke dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, terciptalah karya-karya yang indah hanya dengan galau, sekali lagi, dengan galau. Cukup sederhana bukan ?? tetapi bukan berarti membuat puisi harus melulu galau. Kenapa saya bilang akan tercipta karya yang indah ? karena perasaan hati ketika galau, patah hati, jatuh cinta, atau lain sebagainya adalah perasaan terjujur kita. Dan ketika sudah memulai dengan kejujuran, karya yang indah akan tercipta dengan sendirinya.
Jika kesulitan menulis puisi, tulislah dulu apa yang dirasakan, jadi semacam menulis diary. Lalu jika sudah tertuang semua, susun perasaan-perasaan itu menjadi sebuah bait demi bait dengan kata-kata yang tersambung indah. Menulis puisi juga bisa menghilangkan stres, tidak percaya ? coba tuang ke dalam tulisan segala apa yang membuat stres, jika ingin marah-marah lalu dituang ke tulisan, silahkan. Lalu sambung ungkapan perasaan marah itu menjadi suatu runtutan kata yang indah. Maka anda tidak sedang terlihat marah-marah dan stres, andalah penulis puisi.
Terkadang apa yang kita rasakan tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata, tetapi bisa ditulis dengan kata-kata, melalui kejujuran yang dimiliki perasaan. Marilah dan cobalah menulis puisi, dan rasakan sensasinya !
Langganan:
Postingan (Atom)