Indonesia, demikian nama Negara yang terletak di 6º
LU – 11º LS dan 95º BT – 141º BT, Negara yang memiliki sumber daya alam yang
amat melimpah, Negara yang di karuniai kekayaan yang sangat banyak. Gunung,
lautan, hutan, dan lainnya merupakan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia
dimana didalamnya tersimpan begitu banyak potensi untuk menjadikan Indonesia
Negara yang makmur. Satu hal yang menggelitik saya mengenai kekayaan di tanah
air ini adalah potensi uraniumnya, iya bahan bakar nuklir yang diperkirakan
banyak tersimpan di berbagai daerah di Indonesia.
Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat,
beracun, berwarna putih keperakan dan radioaktif alami, uranium termasuk ke
actinide series (seri aktinida). Isotopnya digunakan sebagai bahan bakar
reaktor nuklir dan senjata nuklir. Uranium biasanya terdapat dalam jumlah kecil
di bebatuan, tanah, air, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia).
Di Pulau Kalimantan tersimpan energi uranium yang
cukup besar, bahkan kabarnya, di Mamuju, Sulawesi Barat, tersimpan dan telah
dilakukan penambangan energi uranium . Menurut perkiraan para ahli, potensi
uranium di Indonesia sebesar 70.000 ton, dan seperti yang telah diketahui di
Kabupaten Melawai, Kalimantan Barat, terdapat potensi kandungan uranium sebesar
24.000 ton ( yang setara dengan kebutuhan listrik 9.000 megawatt selama 125
tahun ). Beberapa tersebar di Papua dan
Bangka Belitung.
Uranium yang digadang-gadang dapat menjadi energi
alternatif yang luar biasa ini dimiliki oleh Negara kita dengan kandungan yang
cukup melimpah. Sebenarnya uranium bisa menjadi energi untuk pembangkit listrik
di Indonesia, yang dewasa ini tengah mengalami krisis energi. Karena sebagian
dari energi kelistrikan di negeri ini masih menggunakan minyak bumi yang
notabene merupakan energi yang tak terbarukan.
Menurut beberapa sumber, Nuklir (Nuclear) sebenarnya
merujuk kepada Nucleus, yaitu sebuah inti atom. Di dalam reaktor nuklir, inti
atom ini dibelah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, proses pembelahan ini
disebut fisi. Pembelahan tersebut menghasilkan dua hal yaitu energi panas dan
pelepasan neutron. Energi panas tersebut yang digunakan untuk mendidihkan air
untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Namun, inti atom yang
‘dibelah’ tersebut haruslah dari elemen alam yang relatif stabil seperti isotop
yang didapat dari pengayaan Uranium atau Plutonium.
Sedangkan Neutron yang terlepas dalam proses fisi
tadi kemudian akan membelah atom lagi secara mandiri, proses tersebut terjadi
berulang-ulang dan terus menerus sehingga disebut reaksi berantai. Reaksi
berantai inilah yang menimbulkan ledakan besar yang kemudian digunakan sebagai
senjata.
Di dalam reaktor nuklir, reaksi berantai ini
‘dikendalikan’ sesuai kebutuhan sehingga tidak terjadi ledakan. Ada elemen
dalam reaktor yang fungsinya menyerap neutron, sehingga inti atom tidak
terus-menerus ‘ditembak’ oleh neutron.
Dengan adanya potensi yang ada, semoga dalam
beberapa tahun ke depan Indonesia memiliki banyak ahli di bidang ini agar
sumber daya ini tidak mubazir begitu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar