Senin, 15 Juli 2013

Potensi Uranium di Indonesia


Indonesia, demikian nama Negara yang terletak di 6º LU – 11º LS dan 95º BT – 141º BT, Negara yang memiliki sumber daya alam yang amat melimpah, Negara yang di karuniai kekayaan yang sangat banyak. Gunung, lautan, hutan, dan lainnya merupakan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dimana didalamnya tersimpan begitu banyak potensi untuk menjadikan Indonesia Negara yang makmur. Satu hal yang menggelitik saya mengenai kekayaan di tanah air ini adalah potensi uraniumnya, iya bahan bakar nuklir yang diperkirakan banyak tersimpan di berbagai daerah di Indonesia.
Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih keperakan dan radioaktif alami, uranium termasuk ke actinide series (seri aktinida). Isotopnya digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan senjata nuklir. Uranium biasanya terdapat dalam jumlah kecil di bebatuan, tanah, air, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia).
Di Pulau Kalimantan tersimpan energi uranium yang cukup besar, bahkan kabarnya, di Mamuju, Sulawesi Barat, tersimpan dan telah dilakukan penambangan energi uranium . Menurut perkiraan para ahli, potensi uranium di Indonesia sebesar 70.000 ton, dan seperti yang telah diketahui di Kabupaten Melawai, Kalimantan Barat, terdapat potensi kandungan uranium sebesar 24.000 ton ( yang setara dengan kebutuhan listrik 9.000 megawatt selama 125 tahun ).  Beberapa tersebar di Papua dan Bangka Belitung.
Uranium yang digadang-gadang dapat menjadi energi alternatif yang luar biasa ini dimiliki oleh Negara kita dengan kandungan yang cukup melimpah. Sebenarnya uranium bisa menjadi energi untuk pembangkit listrik di Indonesia, yang dewasa ini tengah mengalami krisis energi. Karena sebagian dari energi kelistrikan di negeri ini masih menggunakan minyak bumi yang notabene merupakan energi yang tak terbarukan.
Menurut beberapa sumber, Nuklir (Nuclear) sebenarnya merujuk kepada Nucleus, yaitu sebuah inti atom. Di dalam reaktor nuklir, inti atom ini dibelah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, proses pembelahan ini disebut fisi. Pembelahan tersebut menghasilkan dua hal yaitu energi panas dan pelepasan neutron. Energi panas tersebut yang digunakan untuk mendidihkan air untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Namun, inti atom yang ‘dibelah’ tersebut haruslah dari elemen alam yang relatif stabil seperti isotop yang didapat dari pengayaan Uranium atau Plutonium.
Sedangkan Neutron yang terlepas dalam proses fisi tadi kemudian akan membelah atom lagi secara mandiri, proses tersebut terjadi berulang-ulang dan terus menerus sehingga disebut reaksi berantai. Reaksi berantai inilah yang menimbulkan ledakan besar yang kemudian digunakan sebagai senjata.
Di dalam reaktor nuklir, reaksi berantai ini ‘dikendalikan’ sesuai kebutuhan sehingga tidak terjadi ledakan. Ada elemen dalam reaktor yang fungsinya menyerap neutron, sehingga inti atom tidak terus-menerus ‘ditembak’ oleh neutron.

Dengan adanya potensi yang ada, semoga dalam beberapa tahun ke depan Indonesia memiliki banyak ahli di bidang ini agar sumber daya ini tidak mubazir begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar